Kemiskinan di Indonesia
Meski kemiskinan merupakan
sebuah fenomena yang setua peradaban manusia tetapi pemahaman kita terhadapnya
dan upaya-upaya untuk mengentaskannya belum menunjukan hasil yang
menggembirakan. Para pengamat ekonomi pada awalnya melihat masalah kemiskinan
sebagai “sesuatu” yang hanya selalu dikaitkan dengan faktor-faktor ekonomi
saja.
PALING sedikit 23,63 juta
penduduk Indonesia terancam kelaparan saat ini, di antaranya 4,35 juta tinggal
di Jawa Barat. Ancaman kelaparan ini akan semakin berat, dan jumlahnya akan
bertambah banyak, seiring dengan Mereka yang terancam kelaparan adalah penduduk
yang pengeluaran per kapita sebulannya di bawah Rp 30.000,00. Ironis memang mengingat kemiskinan di Negara kita yang tak
ada habisnya.
Kemiskinan tidak hanya berdampak pada kelaparan, tetapi juga
kriminalitas yang meningkat. Awalnya miskin,lalu pengangguran, lalu tidak punya
biaya untuk hidup dan akhirnya menjadi seorang criminal yang membuat masyarakat
resah dan tidak nyaman.
Kemiskinan
di Indonesia memiliki tiga karakteristik yang menonjol. Pertama, banyaknya
rumah tangga yang berkerumun di sekitar garis kemiskinan nasional dari segi
pendapatan, yaitu PPP AS$1.5 per hari, hal ini membuat banyak rumah tangga
tidak miskin retan terhadap kemiskinan. Kedua, perhitungan angka kemiskinan
dari segi pendapatan tidak dapat mencerminkan kemiskinan di Indonesia secara
sepenuhnya, banyak penduduk Indonesia yang ’tidak miskin dari segi pendapatan’
dapat tergolong miskin berdasarkan kurangnya akses mereka terhadap layanan
publik dan buruknya indikator-indikator pembangunan manusia mereka. Ketiga,
dengan kondisi geografis Indonesia yang sangat luas dan alam yang sangat
berbeda, profil kemiskinan antara satu daerah dengan daerah lainnya sangat
berbeda, dan ini menjadi satu karakteristik dari kemiskinan di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar