pendapat saya tentang pak jokowi:
Kota jakarta adalah ibu kota negara tercinta kita indonesia, dan sebagai tempat ibukota banyak orang yang mengadu nasip ke kota jakarta , dan dari hal-hal ini banyak sekali timbul masalah yang terjadi di kota jakarta seperti :
-Banjir
-Macet
-Kesenjangan sosial
-Korupsi APBD
dan masalah-masalah ini menjadi PR bagi gubernur baru kita Pak Jokowi dan wakilnya Pak Ahong dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di jakarta , tetapi menurut saya kenirja dan tujuan Pak Jokowi sangat bagus karna dia ingin melalukan tujuan maka dia aka langsung bergerak untuk melaksanakan tujuannya itu dan dia tidak pernah menyepelekan masalah-masalah sepele
Rabu, 28 November 2012
Kesan menjadi mahasiswa
pertama kali lulus SMA saya mengira kuliah itu bisa santai dan biasa aja seperti yang saya liat di televisi, tertapi tidak seperti dugaan yang saya kira ternyata kuliah itu lebih berat dari yang seperti yang saya banyangkan dalam arti disini saya lebih mengerti apa itu:
disiplin, : mengerjakan harus tepat waktu , bila kita tidak dapat nilai bukan dosen yang mencari kita tapi kita yang harus mencari mereka untuk memperbaikin nilai, itu sangat berbeda sekali dengan masa-masa di jaman SMA, Semangat mengerjar
cita-cita : disini saya mengerti apa sih tujuan kita kuliah dan mengapa kita kuliah , dan akhirnya saya sadar dan mengerti kita kuliah bukan hanya untuk mendapatkan gelar saja tetapi kita harus bisa mengerti apa yang kita kerjakan dan apa kosukuensinya bagi kita dan orang lain
harapan orang tua : kita menjalankan semua harapan orang tua kita yang menginginkan kita menjadi orang sukses dan bijaksana
dan dari manfaat-manfaat itulah saya memiliki semangat dan tujuan besar kan suskses bukan di tangan orang lain bukan karna keberuntungan tapi karna kemauan kita dan usaha kita untuk mencapainya
disiplin, : mengerjakan harus tepat waktu , bila kita tidak dapat nilai bukan dosen yang mencari kita tapi kita yang harus mencari mereka untuk memperbaikin nilai, itu sangat berbeda sekali dengan masa-masa di jaman SMA, Semangat mengerjar
cita-cita : disini saya mengerti apa sih tujuan kita kuliah dan mengapa kita kuliah , dan akhirnya saya sadar dan mengerti kita kuliah bukan hanya untuk mendapatkan gelar saja tetapi kita harus bisa mengerti apa yang kita kerjakan dan apa kosukuensinya bagi kita dan orang lain
harapan orang tua : kita menjalankan semua harapan orang tua kita yang menginginkan kita menjadi orang sukses dan bijaksana
dan dari manfaat-manfaat itulah saya memiliki semangat dan tujuan besar kan suskses bukan di tangan orang lain bukan karna keberuntungan tapi karna kemauan kita dan usaha kita untuk mencapainya
Buah Pisang
buah pisang adalah buah yang tidak asing lagi kita dengar , buhan pisang sudah menjadi makanan biasa sehari-hari di indonesia, buah pisang memiliki rasa yang manis, nikmat dan harus. buah ini memiliki banyak sekali manfaat yang terkandung di dalamnya, sangat besar manfaat vitamin yan ada di buah ini bagi tubuh kita, buah pisang juga dapat di olah menjadi berbagai makanan yang nikmat seperti :
- keripik pisang
- pisang goreng
-pisang keju
-dan lainlain
buah ini adalah salah satu makanan yang di minati di negara paman same atau amerika serikat kan sudah dari berbagai penelitian banyak sekali manfaat dari buah ini
- keripik pisang
- pisang goreng
-pisang keju
-dan lainlain
buah ini adalah salah satu makanan yang di minati di negara paman same atau amerika serikat kan sudah dari berbagai penelitian banyak sekali manfaat dari buah ini
Senin, 12 November 2012
HOBI
HOBI
Saya akan menerangkan tentang hobi saya sehari-hari dan
kebiasaan yang saya sukai Dalam waktu kosong libur kuliah saya sering kali
bermain musik dengan teman band musik saya, band kami terdiri dari 3 orang :
rahmat (saya), rezza, yola, rina .
Saya sering kali memainkan piano , rezza vokalis, yola drum,
dan rina gitar. Dengar bermain musik saya merasa senang karna dapat sejenak
melupakan sedikit beban dalam rutinitas bikin pusing setiap hari , dengan
teman-teman band saya juga sering bercanda, curhat-curhatan, dan lain lain
MENGAPA KOPERASI DI INDONESIA SULIT BERKEMBANG ?
MENGAPA KOPERASI DI INDONESIA SULIT BERKEMBANG ?
Koperasi sebagai
badan usaha bersama yang berpacuan
pada prinsip ekonomi kerakyatan yang berdasarkan asas kekeluargaan dan
kemasyarakatan. Berbagai kelebihan yang dimiliki oleh koperasi seperti efisiensi
biaya serta dari peningkatan economies of scale jelas menjadikan koperasi
sebagai sebuah bentuk badan usaha yang sangat prospekrif di Indonesia. Namun,
sebuah fenomena yang cukup dilematis ketika ternyata koperasi dengan berbagai
kelebihannya ternyata sangat sulit berkembang di Indonesia. Koperasi bagaikan
mati suri dalam 15 tahun terakhir. Koperasi Indonesia yang berjalan di tempat
atau justru malah mengalami kemunduran.
Koperasi di Indonesia
dalam perkembangannya mengalami pasang dan surut yaang tidak stabil. Saat ini
pertanyaannya adalah “Mengapa Koperasi sulit berkembang?” Padahal, upaya
pemerintah untuk memberdayakan Koperasi seolah tidak pernah habis. Bahkan, bisa
dinilai, mungkin amat memanjakan. Berbagai paket program bantuan dari pemerintah
seperti kredit program: KKop, Kredit Usaha Tani (KUT), pengalihan saham (satu
persen) dari perusahaan besar ke Koperasi, skim program KUK dari bank dan
Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang merupakan kredit komersial dari perbankan,
Permodalan Nasional Madani (PNM), terus mengalir untuk memberdayakan gerakan
ekonomi kerakyatan ini. Tak hanya bantuan program, ada institusi khusus yang
menangani di luar Dekopin, yaitu Menteri Negara Urusan Koperasi dan PKM
(Pengusaha Kecil Menengah), yang sebagai memacu gerakan ini untuk terus maju.
Namun, kenyataannya, Koperasi masih saja melekat dengan stigma ekonomi
marjinal, pelaku bisnis yang perlu “dikasihani”.
Sebenarnya, secara umum permasalahan yang dihadapi koperasi dapat di kelompokan
terhadap 2 masalah. Yaitu :
A. Permasalahan Internal
v Kebanyakan pengurus koperasi telah lanjut usia
sehingga kapasitasnya terbatas;
v Pengurus koperasi juga tokoh dalam masyarakat,
sehingga “rangkap jabatan” ini menimbulkan akibat bahwa fokus perhatiannya
terhadap pengelolaan koperasi berkurang sehingga kurang menyadari adanya
perubahan-perubahan lingkungan;
v Bahwa ketidakpercayaan anggota koperasi
menimbulkan kesulitan dalam memulihkannya;
v Oleh karena terbatasnya dana maka tidak
dilakukan usaha pemeliharaan fasilitas (mesin-mesin), padahal teknologi
berkembang pesat; hal ini mengakibatkan harga pokok yang relatif tinggi
sehingga mengurangi kekuatan bersaing koperasi;
v Administrasi kegiatan-kegiatan belum memenuhi
standar tertentu sehingga menyediakan data untuk pengambilan keputusan tidak
lengkap; demikian pula data statistis kebanyakan kurang memenuhi kebutuhan;
v Kebanyakan anggota kurang solidaritas untuk
berkoperasi di lain pihak anggota banyak berhutang kepada koperasi;
v Dengan modal usaha yang relatif kecil maka
volume usaha terbatas; akan tetapi bila ingin memperbesar volume kegiatan,
keterampilan yang dimiliki tidak mampu menanggulangi usaha besar-besaran; juga
karena insentif rendah sehingga orang tidak tergerak hatinya menjalankan usaha
besar yang kompleks.
B.Permasalahan eksternal
v Bertambahnya persaingan dari badan usaha yang
lain yang secara bebas memasuki bidang usaha yang sedang ditangani oleh
koperasi;
v Karena dicabutnya fasilitas-fasilitas tertentu
koperasi tidak dapat lagi menjalankan usahanya dengan baik, misalnya usaha
penyaluran pupuk yang pada waktu lalu disalurkan oleh koperasi melalui koperta
sekarang tidak lagi sehingga terpaksa mencari sendiri.
v Tanggapan masyarakat sendiri terhadap
koperasi; karena kegagalan koperasi pada waktu yang lalu tanpa adanya pertanggungjawaban
kepada masyarakat yang menimbulkan ketidakpercayaan pada masyarakat tentang
pengelolaan koperasi;
v Tingkat harga yang selalu berubah (naik)
sehingga pendapatan penjualan sekarang tidak dapat dimanfaatkan untuk
meneruskan usaha, justru menciutkan usaha.
Selain itu Koperasi sulit berkembang diantara
lain disebabkan oleh :
v Kurangnya Promosi dan Sosialisasi
Promosi
diperlukan agar masyarakat tahu tentang koperasi dan manfaat serta kegunaan
tersebut. Pemerintah dengan gencarnya melalui media massa mensosialisasikan
Koperasi kepada masyarakat namun jika sosialisasi hanya dilakukan dengan media
massa mungkin hanya akan “numpang lewat” saja. Memang benar dengan
mensosialisasikan melalui media massa akan lebih efektif untuk masyarakat
mengetahuinya, namun dengan sosialisasi secara langsung untuk terjun kelapangan
akan lebih efektif karena penyampaian yang lebih mudah dipahami. Dalam masalah
promosi barang yang dijual di suatu koperasi juga mengalami kendala seperti
kurangnya promo yang ditawarkan dan kurang kreatifnya koperasi untuk
mempromosikan sehingga minat masyarakat juga berkurang untuk dapat ikut serta
dalam koperasi.
v Kesadaran Masyarakat Untuk Berkoperasi Masih
Lemah
Masyarakat
masih sulit untuk sadar akan berkoperasi, terutama anak-anak muda. Kesadaran
yang masih lemah tersebut bias disebabkan kurang menariknya koperasi di
Indonesia untuk dijadikan sebagai suatu usaha bersama. Selain itu para
pemuda-pemudi lebih sukamenghabiskan waktu di luar daripada melakukan kegiatan
didalam koperasi karena bagi pemuda terkesan “Kuno”.
v Harga Barang di Koperasi Lebih Mahal
Dibandingkan Harga Pasar
Masyarakat
jadi enggan untuk membeli barang dikoperasi karena harganya yang lebih mahal
dibandingkan dengan harga pasar. Bagi masyarakat Indonesia konsumen akan
memilih untuk membeli suatu barang dengan harga yang murah dengan kualitas yang
sama atau bahkan lebih baik dibandingkan dengan koperasi. Dengan enggannya
masyarakat untuk bertransaksi di koperasi sudah pasti laba yang dihasilkan oleh
koperasi-pun sedikit bahkan merugi sehingga perkembangan koperasi berjalan
lamban bahkan tidak berjalan sama sekali.
v Sulitnya Anggota Untuk Keluar dari Koperasi
Seorang
anggota koperasi maupun pemilik koperasi akan sulit untuk melepaskan koperasi
tersebut, kenapa ? Karena sulitnya menciptakan regenerasi dalam koperasi
tersebut. Dengan sulitnya regenerasi maka seseorang akan merasa jenuh saat
terlalu dalam posisi yang ia tempati namun saat ingin melepaskan jabatannya
sulit untuk mendapatkan pengganti yang cocok yang bias mengembangkan koperasi
tersebut lebih lanjut.
v Kurang Adanya Keterpaduan dan Konsistensi
Dengan
kurang adanya keterpaduan dan Konsistensi antara program pengembangan koperasi
dengan program pengembangan sub-sektor lain, maka program pengembangan
sub-sektor koperasi seolah-olah berjalan sendiri, tanpa dukungan dan
partisipasi dari program pengembangan sektor lainnya.
v Kurang Dirasakan Peran dan Manfaat Koperasi
Bagi Anggota dan Masyarakat
Peran,
kegunaan serta manfaat koperasi belum dapat dirasakan oleh anggotanya serta masyarakat
karena Koperasi belum mampu meyakinkan anggota serta masyarakat untuk
berkoperasi dan kurang baiknya manajemen serta kejelasan dalam hal keanggotaan
koperasi.
Hal-hal tersebut merupakan factor yang
mempengaruhi mengapa Koperasi sulit untuk berkembang, maka setiap koperasi
dibutuhkan untuk mengelola koperasi tersebut dengan benar yang sesuai dengan
fungsinya sebagai koperasi agar dapat berjalan dengan baik.
Sumber :
Biografi Bapak Koprasi Indonesia
Biografi Bapak Koperasi Indonesia
Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12
Agustus 1902 di Bukittinggi, Padang Sumatera Barat. Di kota kecil yang indah
itulah Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya. Ayahnya, Haji
Mohammad Djamil, meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan. Dari ibunya,
Hatta memiliki enam saudara perempuan. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya.
Semenjak duduk di MULO di kota
Padang, ia telah tertarik pada pergerakan. Sejak tahun 1916, timbul
perkumpulan-perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong
Minahasa. dan Jong Ambon. Hatta masuk ke perkumpulan Jong Sumatranen Bond.
Hatta sebagai bendahara Jong
Sumatranen Bond, ia menyadari pentingnya arti keuangan bagi hidupnya
perkumpulan. Tetapi sumber keuangan baik dari iuran anggota maupun dari
sumbangan luar hanya mungkin lancar kalau para anggotanya mempunyai rasa
tanggung jawab dan disiplin. Rasa tanggung jawab dan disiplin selanjutnya
menjadi ciri khas sifat-sifat Mohammad Hatta.
Studi di Negeri Belanda
Tahun 1921 Hatta tiba di Negeri
Belanda untuk belajar pada Handels Hoge School di Rotterdam. Ia mendaftar
sebagai anggota Indische Vereniging. Tahun 1922, perkumpulan ini berganti nama
menjadi Indonesische Vereniging. Perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan
Belanda itu kemudian berganti nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Kembali ke Tanah Air
Pada bulan Juli 1932, Hatta berhasil
menyelesaikan studinya di Negeri Belanda dan sebulan kemudian ia tiba di
Jakarta. Antara akhir tahun 1932 dan 1933, kesibukan utama Hatta adalah menulis
berbagai artikel politik dan ekonomi untuk Daulat Ra’jat dan melakukan berbagai
kegiatan politik, terutama pendidikan kader-kader politik pada Partai
Pendidikan Nasional Indonesia. Prinsip non-kooperasi selalu ditekankan kepada
kader-kadernya.
Reaksi Hatta yang keras terhadap
sikap Soekarno sehubungan dengan penahannya oleh Pemerintah Kolonial Belanda,
yang berakhir dengan pembuangan Soekarno ke Ende, Flores, terlihat pada
tulisan-tulisannya di Daulat Ra’jat, yang berjudul "Soekarno Ditahan"
(10 Agustus 1933), "Tragedi Soekarno" (30 Nopember 1933), dan
"Sikap Pemimpin" (10 Desember 1933).
ada bulan Pebruari 1934, setelah
Soekarno dibuang ke Ende, Pemerintah Kolonial Belanda mengalihkan perhatiannya
kepada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Para pimpinan Partai Pendidikan
Nasional Indonesia ditahan dan kemudian dibuang ke Boven Digoel. Seluruhnya
berjumlah tujuh orang. Dari kantor Jakarta adalah Mohammad Hatta, Sutan
Sjahrir, dan Bondan. Dari kantor Bandung: Maskun Sumadiredja, Burhanuddin,
Soeka, dan Murwoto. Sebelum ke Digoel, mereka dipenjara selama hampir setahun
di penjara Glodok dan Cipinang, Jakarta. Di penjara Glodok, Hatta menulis buku
berjudul “Krisis Ekonomi dan Kapitalisme”.
Bapak Koperasi
Selama menjadi Wakil Presiden, Bung
Hatta tetap aktif memberikan ceramah-ceramah di berbagai lembaga pendidikan
tinggi. Dia juga tetap menulis berbagai karangan dan buku-buku ilmiah di bidang
ekonomi dan koperasi. Dia juga aktif membimbing gerakan koperasi untuk
melaksanakan cita-cita dalam konsepsi ekonominya. Tanggal 12 Juli 1951, Bung
Hatta mengucapkan pidato radio untuk menyambut Hari Koperasi di Indonesia.
Karena besamya aktivitas Bung Hatta
dalam gerakan koperasi, maka pada tanggal 17 Juli 1953 dia diangkat sebagai Bapak
Koperasi Indonesia pada Kongres Koperasi Indonesia di Bandung. Pikiran-pikiran
Bung Hatta mengenai koperasi antara lain dituangkan dalam bukunya yang berjudul
Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (1971).
Pada tahun 1955, Bung Hatta
mengumumkan bahwa apabila parlemen dan konsituante pilihan rakyat sudah
terbentuk, ia akan mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden. Niatnya untuk
mengundurkan diri itu diberitahukannya melalui sepucuk surat kepada ketua
Perlemen, Mr. Sartono. Tembusan surat dikirimkan kepada Presiden Soekarno.
Setelah Konstituante dibuka secara resmi oleh Presiden, Wakil Presiden Hatta
mengemukakan kepada Ketua Parlemen bahwa pada tanggal l Desember 1956 ia akan
meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI. Presiden Soekarno berusaha mencegahnya,
tetapi Bung Hatta tetap pada pendiriannya.
Pada tangal 27 Nopember 1956, ia
memperoleh gelar kehormatan akademis yaitu Doctor Honoris Causa dalam ilmu
hukum dari Universitas Gajah Mada di Yoyakarta. Pada kesempatan itu, Bung Hatta
mengucapkan pidato pengukuhan yang berjudul “Lampau dan Datang”.
Sesudah Bung Hatta meletakkan
jabatannya sebagai Wakil Presiden RI, beberapa gelar akademis juga diperolehnya
dari berbagai perguruan tinggi. Universitas Padjadjaran di Bandung mengukuhkan
Bung Hatta sebagai guru besar dalam ilmu politik perekonomian. Universitas
Hasanuddin di Ujung Pandang memberikan gelar Doctor Honoris Causa dalam bidang
Ekonomi. Universitas Indonesia memberikan gelar Doctor Honoris Causa di bidang
ilmu hukum. Pidato pengukuhan Bung Hatta berjudul “Menuju Negara Hukum”.
Pada tahun 1960 Bung Hatta menulis
"Demokrasi Kita" dalam majalah Pandji Masyarakat. Sebuah tulisan yang
terkenal karena menonjolkan pandangan dan pikiran Bung Hatta mengenai
perkembangan demokrasi di Indonesia waktu itu.
Dalam masa pemerintahan Orde Baru,
Bung Hatta lebih merupakan negarawan sesepuh bagi bangsanya daripada seorang
politikus.
Hatta menikah dengan Rahmi Rachim
pada tanggal l8 Nopember 1945 di desa Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Mereka
mempunyai tiga orang putri, yaitu Meutia Farida, Gemala Rabi'ah, dan Halida
Nuriah. Dua orang putrinya yang tertua telah menikah. Yang pertama dengan Dr.
Sri-Edi Swasono dan yang kedua dengan Drs. Mohammad Chalil Baridjambek. Hatta
sempat menyaksikan kelahiran dua cucunya, yaitu Sri Juwita Hanum Swasono dan
Mohamad Athar Baridjambek.
Pada tanggal 15 Agustus 1972,
Presiden Soeharto menyampaikan kepada Bung Hatta anugerah negara berupa Tanda
Kehormatan tertinggi "Bintang Republik Indonesia Kelas I" pada suatu
upacara kenegaraan di Istana Negara. Bung Hatta, Proklamator Kemerdekaan dan
Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia, wafat pada tanggal 14 Maret 1980 di
Rumah Sakit Dr Tjipto Mangunkusumo, Jakarta, pada usia 77 tahun dan dikebumikan
di TPU Tanah Kusir pada tanggal 15 Maret 1980.
Sumber :
* Tian Son Lang, dari Buku Makam Bung
Hatta 1982 dan berbagai sumber.
Langganan:
Postingan (Atom)