Bottom 2

Gunadarma university

Jumat, 22 November 2013

penulisan karya ilmiah

  Langkah Dalam Penulisan Karya Ilmiah dan Data yang harus di Cantumkan dalam Penulisan Ilmiah
 
3. Langkah-Langkah Dalam Penulisan Karya Ilmiah dan Data yang harus di Cantumkan dalam Penulisan Ilmiah.
Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
 Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
            Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
 Menulis laporan karya ilmiah sering kali menjadi masalah banyak orang. Mulai dari anak smp yang mungkin telah pernah membuat karya ilmiah sampai pada calon doctor yang sedang dalam masa disertasi. Berbagai Alasan dikemukakan seperti tak ada waktu, sibuk, biaya kurang dan yang lainnya.
 Menyelesaikan laporan karya ilmiah terkait dengan kegiatan menulis. Seperti yang kita ketahui, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang masi menjadi masalah di negeri kita. Keterampilan menulis memang tidak bisa muncul dengan serta merta. Dibutuhkan perpaduan dan kerjasama antara talenta manusia dengan wawasan kebahasaan. Talenta melahirkan semangat menulis, dan wawasan kebahasaan menjadi modal untuk terampil menulis. Talenta saja tidak cukup, sebab sebagai sebuah kemampuan dibutuhkan latihan yang rutin dan benar sebagai tujuan untuk pengasahan kemampuan yang sudah dimiliki. Semakin sering berlatih maka kemampuan menulis akan semakin baik. Jika hanya sekadar ingin pandai menulis, memang hanya dibutuhkan waktu beberapa bulan saja. Namun untuk menjadi penulis yang handal dibutuhkan waktu yang lama, bahkan bertahun-tahun.
            Tulisan bersifat efektif apabila didasarkan atas prinsip-prinsip yang sama seperti yang dilakukan sebelumnya, yaitu kejelasan, ketetapan, dan kenalaran. Seperti halnya sebuah percobaan, tulisan harus didasarkan pada koordinasi yang baik dan rapi. Seperti salah satu kata ahli bahasa Petrson, 1980 bahwa koordinasi yang baik merupakan kunci utama tulisan yang baik.
            Menulis laporan karya ilmiah sama halnya dengan karya ilmiah popular lainnya. Oleh karena itu dalam makalah ini saya mengangkat tema penulisan karya ilmiah.
Langkah - langkah dalam penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut :
1.      Tahap Persiapan
 Pada dasarnya, hal terpenting yang harus dipikirkan oleh seorang penulis karya ilmiah pada tahap persiapan ini adalah Pemilihan Topik. Yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah;
2.      Pemilihan Topik/ Masalah untuk Karya Ilmiah
            Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk karya ilmiah. Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik. Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;
a.    Merumuskan tujuan
            Rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya. Tips yang dapat dilakukan untuk merumuskan tujuan diantaranya;
1)      Usahakan merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang sederhana;
2)      Ajukan pertanyaan dengan menggunakan salah satu kata tanya terhadap rumusan yang kita buat;
3)      Jika kita dapat menjawab dengan pasti pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan, berarti rumusan tujuan yang kita buat sudah cukup jelas dan tepat.
b.    Menentukan Topik
 Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik adalah menentukan ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang akan kita tulis.
c.    Menelusuri Topik
 Bila topik telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar dalam penulisannya tepat sasaran. Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam memfokuskan topik;
 1)    Fokuskan topik agar mudah dikelola;
 2)    Ajukan pertanyaan
 2.    Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah
 Kewajiban seorang penulis karya ilmiah adalah memuaskan kebutuhan pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Sebelum menulis, kita harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran.
3.       Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah
 Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam tulisan.
Pengumpulan Informasi untuk Penulisan Karya Ilmiah
 A.MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER DATA, INFORMASI, DAN BAHAN UNTUK TULISAN
 Perpustakaan pada umumnya menyediakan berbagai koleksi data atau informasi yang terekam dalam berbagai bentuk media, seperti media cetak dan media audiovisual.
 Hal pertama yang harus kita lakukan pada saat memasuki perpustakaan adalah memahami di mana letak sumber informasi yang dibutuhkan berada. Salah satu tempat yang patut kita tuju adalah bagian referensi. Bagian referensi ini biasannya berisi koleksi tentang encyclopedia, indeks, bibliografi, atlas dan kamus.
1.    Mencari Buku dengan Online Catalog dan Card Catalog
 Pencarian buku dengan cara Online Catalog biasanya menggunakan terminal komputer. Kita dapat mencari buku dengan judul dan nama penulis yang jelas atau minta kepada komputer untuk mencarikan file-file yang berkaitan dengan topik yang sedang kita tulis.
 Selain menggunakan komputer, kita juga dapat menggunakan Card Catalog untuk mencari buku atau artikel yang kita butuhkan. Pada umumnya, buku koleksi perpustakaan didata dalam 3 (tiga) jenis kartu katalog, yaitu katalog yang berisi data tentang pengarang/ penulis, judul buku dan subjek/ topik tertentu.
2.    Memeriksa Bahan-Bahan Pustaka yang Telah Diperoleh
 Setelah bahan pustaka terkumpul kita harus memeriksa bahan-bahan tersebut apakah sesuai atau tidak dengan topik yang kita tulis. Cara memeriksa bahan pustaka tersebut adalah;
 a.    Atur waktu membaca
 b.    Bacalah secara selektif
 c.    Bacalah secara bertanggung jawab
 d.    Bacalah secara kritis
3.    Membuat Catatan dari Bahan-bahan Pustaka
            Salah satu cara terbaik dan paling sederhana dalam membuat catatan ini adalah selalu mengacu pada kartu indeks yang telah kita buat.
4.    Membuat Ringkasan dan ‘Paraphrasing’
 Disamping membuat catatan, kita pun dapat membuat ringkasan atau paraphrasing dari sumber  bacaan yang kita dapatkan di dalam menunjang keberhasilan proyek tulisan kita.
5.    Membuat Kutipan
            Kita harus mengutip dengan persis dan apa adanya pernyataan dari sumber bacaan yang kita gunakan jika pernyataan tersebut merupakan pandangan mendasar dari penulis dan jika kita ubah ke dalam bahasa kita sendiri akan mengaburkan arti sesungguhnya.
MELAKUKAN WAWANCARA UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI UNTUK TULISAN
            Ada empat hal yang harus diperhatikan pada saat akan melakukan wawancara untuk keperluan proyek penulisan karya ilmiah, yaitu;
 1.    Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai
 2.    Mempersiapkan pedoman wawancara
 3.    Melaksanakan wawancara
 4.    Mengolah hasil wawancara
 2. Proses Penulisan
BAGIAN AWAL
A.  Halaman sampul
 Berisi judul secara lengkap, kata “karya ilmiah” diajukan sebagai…, lambang, nama penulis, Institusi, tahun, kota.
B.  Lembar Persetujuan
            Berisi, Karya Ilmiah oleh…, ini telah disetujui untuk dipresentasikan. Nama lengkap pembimbing 1 dan pembimbing 2, serta tanda tangan keduanya.
C.   Abstrak
 Berisi latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, serta jika ada saran yang diajukan.
 Note: Pembuatan abstrak dilakukan ketika peneliti telah sampai pada kesimpulan dari penelitian. Abstrak berisi garis besar dari penelitian yang dilakukan peneliti.
D.  Kata pengantar
 Berisi ucapan syukur, ringkasan penelitian, ucapan terimakasih, harapan kritik dan saran yang membangun.
E.  Daftar isi
            Memuat judul bab, judul subbab, judul anak subbab yang disertai nomor halaman tempat pemuatannya dalam teks. Semua judul bab dikerik dengan huruf capital.
F.   Daftar tabel
            Memuat nomor table, judul table, serta nomor halaman untuk setiap tabel. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal, antara judul tabel yang satu dengan judul tabel yang lain di beri jarak 2 spasi.
G.  Daftar gambar
 Cantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman tempat pemuatannya dalam teks.
BAB 1 PENDAHULUAN
a.   Latar Belakang Penelitian
 Diuraikan tentang garis besar yang akan diselidiki/diamati, mengapa diselidiki, bagaimana menyalidikinya dan untuk apa diselidiki atau diteliti.
b.   Identifikasi Masalah
 Menguraikan lebih jelas tentang masalah yang telah ditetapkan pada latar belakang penelitian. Di dalamnya berisi rumusan eksplisit masalah yang terkandung pada suatu fenomena. Perumusannya diurut sesuai dengan urutan intensitas pengaruhnya dalam topic penelitian. Bentuknya biasanya berupa kalimat pertanyaan atau dapat pula berupa kalimat pernyataan yang menggugah perhatian.
c.   Batasan masalah
 Penggunaannya agar permasalahan yang akan dibahas tidak melebar, dengan pembatasan masalah jenis atau sifat hubungan antara variabel yang timbul dalam perumusan masalah, dan subek penelitian semakin kecil ruang lingkupnya. Batasan masalah biasanya diuraikan dalam bentuk kalimat pernyataan.
d.   Rumusan masalah
 Merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya, pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi masalah. Dalam format kalimat Tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampilkan variabel yang akan diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variable tersebut, dan subjek penelitian.
e.   Tujuan penelitian
 Maksud atau hal-hal yang ingin dicapai, serta sasaran yang dituju oleh peneliti. Di tuangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.
f.     Kegunaan Penelitian
 Harapan yang berkaitan dengan hasil penelitian, baik praktis maupun teoritis. Sampai seberapa jauh hasil penelitian bermanfaat dalam kegunaan praktis, serta pengembangan sesuatu ilmu sebagai landasan dasar pengembangan selanjutnya. Harus ada keseimbangan antara kegunaan hasil penelitian untuk aspek ilmu dengan aspek praktis.
g.      Kerangka Pemikiran
            Uraikan cara mengalirkan jalan pikiran peneliti menurut kerangka teori dan kerangka konsep yang logis, dengan kerangka berpikir deduktif. Biasanya disajikan dalam bentuk diagram alur.
h.   Hipotesis Penelitian.
 Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diidentifikasikan. Bentuk kalimatnya adalah kalimat pernyataan menurut ketentuan “proporsional”, yaitu kalimat yang terdiri dari dua variable. Hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena pada dasarnya penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan teoritis yang diperoleh dari kajian pustaka.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
§  Kajian pustaka memuat dua hal pokok
1.      Deskripsi teoritis tentang objek / variable yang diteliti.
2.      Kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan pada bab 1.
§  Pemilihan bahan kajian pustaka didasarkan pada dua criteria:
1.      Prinsip kemuthakiran (kecuali untuk penelitian historis)
2.      Prinsip relevansi.
 Setiap keerangan yang diperoleh dari sumber pustaka dan dicantumkan dalam karya tulis wajib diikuti keterangan acuan (rujukan).
BAB III METODE PENELITIAN
§  Rancangan Penelitian
 Strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan peneliti.
§  Populasi dan sampel
            Populasi dan sampel tepat digunakan pada penelitian kuantitatif. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental. Dalam survey sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan. Hal yang dibahas dalam bagian populasi dan sampel adalah:
1.      Identifikasi dan batasan tentang populasi dan sampel.
2.      Prosedur dan teknik pengambilan sampel.
3.      Besarnya sampel.
§   Instrumen penelitian
            Kemukakan instrument yang digunakan untuk mengukur variable, setelah itu dipaparkan prosedur pengembangan instrument pengumpul data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian.
§  Teknik pengumpulan data
 Bagian ini menguraikan:
1.      Langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data.
2.      Kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data.
3.      Jadwal serta waktu pelaksanaan pengumpulan data.
§   Analisis Data
  Uraikan jenis analisis statistic apa yang digunakan
BAB IV HASIL PENELITIAN
a.   Deskripsi data
 Uraikan masing-masing variable yang diteliti. Dalam deskripsi data untuk masing-masing vaiabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik statistic deskriptif, seperti : distribusi frekuensi, grafik atau histogram, nilai rerata, simpang baku, dll.
b.   Pengujian hipotesis
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
 Tujuan dari bab pembahasan ini adalah :
1.        Menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai.
2.        Menafsirkan temuan penelitian.
3.        Menganalisis hasil penelitian.
4.        Mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan.
5.        Memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru.
6.        Menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan temuan penelitian.
BAB VI PENUTUP
1.   Kesimpulan
 Kesimpulan terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan. Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap dalam BAB IV.
2.   Saran
            Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran dapat ditunjukkan pada suatu instansi seperti pemerintahan, lembaga, ataupun swasta, ataupun pihak lain yang dianggap layak.
Daftar Pustaka
·         Baris pertama di mulai pada margin sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya di mulai dengan 3 ketukan ke kanan.
·         Jarak antar baris adalah 1,5 spasi.
·         Daftar pustaka diurut berdasar abjad huruf pertama nama penulis.
·         Jika penulis yang sama menulis beberapa karya ilmiah yang dikutip, nama penulis harus dicantumkan ulang.
Teknik:
·         Nama penulis yang diawali dengan penulisan nama keluarga.
·         Tahun terbit karya ilmiah yang bersangkutan.
·         Judul karya ilmiah dengan menggunakan huruf besar untuk huruf pertama tiap kata kecuali untuk kata sambung dan kata depan, ditulis dengan format huruf miring.
·         Data publikasi berisi nama tempat kota dan nama penerbit.
Contoh:
Hadi, Sutrisno. 1984. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
LAMPIRAN
 Format Penulisan Untuk Karya Tulis IPA.
 Pada dasarnya karya tulis sains memuat format yang sama seperti karya tulis lainnya seperti karya tulis social. Namun, ada perbedaan pada BAB III atau pada metodologi penelitian. Pada Penelitian Sains BAB III Metodologi diganti dengan “Bahan dan Cara Kerja”, yang di dalamnya memuat unsur:
BAB VII BAHAN DAN CARA KERJA
 Bab ini merupakan bab karya tulis yang penataannya disesuaikan dengan jenis penelitian yang dilakukan. Penyajian penelitian yang bercorak eksperimental dapat dibagi dalam empat bagian, yaitu:
A.  Lokasi
 Dituliskan tempat dan waktu penelitian. Keterangan mengenai tempat diberikan selengkap mungkin. Jika perlu melengkapi koordinat dan petanya.
B.  Bahan
 Diuraikan semua bahan yang digunakan dalam penelitian, baik sampel maupun bahan habis pakai, seperti bahan kimia. Penyebutan bahan yang digunakan hendaknya disertai keterangan yang terperinci. Misalnya bahan kimia hendaknya disertai dengan merk dagang.
Contoh :
1.   Sampel
a.       Sperma diperoleh dari penderita (pasien) RSCM berumur 30-35 tahun yang menderita….dst. (di sini perlu diberi keterangan jelas mengenai kondisinya, karena tidak akan dibicarakan lagi dalam bagian cara kerja.
b.      Sampel ragi tape dibeli secara acak di pasar X, Y, dan Z dalam keadaan kering dan terbungkus rapi.
2.   Bahan Kimia
 Semua bahan kimia dari derajat proanalisis, terkecuali alcohol
 Contoh:  Asam sitrat 50g,  K2HPO4 36g,  Na Cl 10g
3.   Peralatan
 Dituliskan secara jelas dan cermat peralatan yang digunakan dalam penelitian. Peralatan yang yang berada di dalam laboratorium dituliskan secara lengkap.
 Contoh:          Alat pengukur kepekatan suspensi Spektronic 20.
                        Kamera foto Nikon FM.
 Mikroskop.
 Labu Elyemeyer.
4.   Cara Kerja
Nyatakan segala sesuatu yang dilakukan dalam penelitian.: cara pengambilan sampel, perlakuan sampel di lapangan dan di laboratorium, serta pengawetannya (jika ada). Perincian cara kerja harus cermat dan jelas agar bila diulang peneliti lain dalam kondisi yang sama akan memberikan hasil yang sama pula. Uraian dapat berupa:
a.       Cara mengambil sampel.
b.      Cara memperlakukan sampel dilapangan dan di laboratorium.
c.       Cara memelihara objek penelitian selama penelitian.
d.      Cara membuat larutan.
e.       Cara menentukan PH, Suhu, kelembaban.
f.       Cara melakukan assay suatu zat atau senyawa.
g.      Cara menginkubasi suatu kultur, dll.
 Jika menggunakan statistic, maka bab ini ditutup dengan penjelasan tentang metode statistika yang dipakai untuk mengolah data yang diperoleh. Teori tidak perlu dijabarkan, cukup dengan menyebutkan acuannya. Contohnya perhitungan dicantumkan dalam lampiran.
3. Evaluasi
Judul & Abstrak
Judul:
Apakah judul yang disampaikan mudah dipahami?
Apakah terdapat “kesesuaian” antara judul dan isi karya ilmiah ?
Misal:
Judul : “Penerapan E-Commerce dalam Membantu Usaha    Kecil dan Menengah di Indonesia”
Isi    : Hanya membahas tentang E-Catalog saja
             (cat. E-Commerce tidak hanya E-Catalog, tercakup juga E-Bidding, E-Purchase, dsb)
Sebaiknya judul diganti menjadi: “Penerapan E-Catalog dalam E-Commerce untuk Membantu Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia”
Abstrak
Apakah abstrak menggambarkan isi tulisan ?
2 Tema sentral & Permasalahan
Tema Sentral:
Apakah tema sentral dirumuskan secara jelas ?
Adakah keterkaitan antara tema dengan masalah yang dibahas ?
Identifikasi Masalah:
Apakah masalahnya di ungkapkan secara eksplisit dan efektif?
Sejauh mana masalah yang digarap relevan dengan “state of the art” dari disiplin ilmu komputer?
3 Tujuan & Manfaat
Tujuan Penelitian:
Apakah tujuan penelitian dituliskan secara jelas?
Apakah ada keterkaitan tujuan penelitian dengan masalah penelitian?
Manfaat Penelitian:
Apakah manfaat penelitian dituliskan secara jelas?
Apakah manfaat tersebut berupa manfaat praktis atau teoritis?
Sejauh mana manfaat tersebut dapat menggambarkan bobot skripsi ?
4Kerangka, Pustaka, dan Metode
Kerangka Pemikiran:
Apakah butir-butir di atas disampaikan secara eksplisit dalam bentuk subjudul?
Tinjauan Pustaka:
Sejauh mana originalitas dan aktualitas penelitian tersebut?
Metode Penelitian:
Apakah metode yang dipilih relevan dengan masalah yang disampaikan?
Apa yang menjadi dasar pemilihan metode tersebut?
5Hasil & Pembahasan
Hasil Penelitian dan Pembahasan:
Apakah pembahasan dilakukan secara sistematis?
Bagaimana data maupun hasil penelitian disajikan dan diinterpretasikan?
Apakah ada alur pemikiran yang logis dalam penyampaian pembahasan?
Sejauh mana pembahasan ini sesuai dengan masalah penelitian?
Adakah penemuan baru yang disampaikan oleh peneliti?
6Penarikan Kesimpulan
Penarikan Kesimpulan:
Apakah kesimpulan yang diambil didukung oleh data empiris yang telah diinterpretasikan baik kualitatif maupun kuantitatif?
Apakah peneliti menggunakan logika deduktif atau induktif dalam menarik kesimpulannya?
Sejauh mana penelitian ini memberikan sumbangan untuk kemajuan ilmu pengetahuan?
Apakah peneliti memberikan dorongan untuk melakukan penelitian lanjutan?
7Komentar Umum
Komentar Umum:
Tunjukkan berbagai kesalahan ejaan, kalimat yang tidak efektif, paragraf yang tidak mempunyai tema dalam skripsi yang sedang anda amati. Tuliskan beberapa contoh kesalahan tersebut dan perbaikannya.
Sumber : 
http://irosyadi86.blogspot.com/2012/02/persiapan-penulisan-karya-ilmiah.html
http://janganasaltahu.blogspot.com/2012/01/cara-penulisan-karya-ilmiah.html
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/33900/KPMpjm-artik16-teknik%20penulisan....pdf
http://www.anneahira.com/cara-menulis-karya-ilmiah.htm
http://www.cs.ui.ac.id/lang/id/.../EvaluasiKualitatifKaryaIlmiah
http://kikiherdiyawan.blogspot.com/2012/12/langkah-langkah-dalam-penulisan-karya.html

Minggu, 17 November 2013

perbankan - travellers cheques

1. Ny. Rina membuka rekening giro di bank UG pusat dengan setoran awal tunai  Rp 75jt dan selembar cek dari Ny. Sunarti nasabah giro bank Angkasa senilai Rp 50jt. Kemudian Ny. Rina menerbitkan selembar cek senilai Rp 5jt yang digunakan untuk membayar hutang dagangnya kepada Ny. Neni, nasabah giro bank Permata.
2. Ny. Rina membuka tabungan di bank UG pusat dengan setoran awal sebesar Rp 5jt tunai dan Rp 20jt yang berasal dari selembar cek dari Tn. Iwan nasabah giro bank Permata. Atas rekening giro yang diterbitkannya, Ny. Rina mendapatkan fasilitas kartu ATM. Kemudian, Ny. Rina meminta bank untuk menerbitkan kartu smart untuk belanja senilai Rp 500rb yang yang didebet langsung dari rekening tabungannya. Ny. Rina juga membayar hutang dagangnya sebesar Rp 7,5jt kepada Ny. Indrayati nasabah giro bank UG cabang margonda melalui fasilitas transfer.
3. Ny. Rina berbelanja alat tulis kantor di toko buku Gramedia Depok dengan nilai transaksi Rp 350rb. Ny. Rina membayar dengan menggunakan kartu ATM. Kemudian Ny. Rina singgah di mesin ATM untuk membayar rekening listriknya senilai Rp 525rb. Dalam perjalanan pulang, Ny. Rina membeli bensin sebesar Rp 350rb dengan menggunakan kartu ATM dan membayar Tol sebesar Rp 7500 dengan menggunakan kartu smart yang dimilikinya. Sebelum sampai di rumah, Ny. Rina berbelanja keperluan sehari-hari senilai Rp 350rb di mini market dengan menggunakan kartu smart dan melakukan pengisian ulang kartu smart sebesar Rp 500rb.
4. Ny. Rina memutuskan untuk mendepositokan sebagian uang tabungannya sebesar Rp 7,5jt. Bank menetapkan bunga 12%pa untuk deposito 3 bulan Ny. Rina. Bunga deposito tersebut dipindahkan langsung ke rekening tabungan Ny. Rina.
5. Untuk keperluan perjalanan bisnisnya, Ny. Rina membeli TC atas beban rekening gironya. Jumlah TC yang dibeli terdiri dari pecahan sbb: 100 lembar @Rp100.000; 50 lembar @ Rp1.000.000.
6. Ny. Rina mencairkan TC pada Bank UG cabang Bandung sebanyak 3 lembar @ Rp1.000.000 secara tunai. Kemudian Ny. Rina melakukan pembelian sejumlah barang pada toko souvenir di Bandung dengan menggunakan 20 lembar TC @Rp100.000. Toko souvenir mencairkan secara tunai seluruh TC tersebut di bank UG cabang Bandung.
7. Bank UG Jakarta mengirim 50 lembar TC Rupiah @Rp1.000.000 kepada agen travel CV. Wisata dengan memperhitungkan beban formulir berharga senilai @Rp10.000 per lembar. Agen travel CV. Wisata berhasil menjual 25 lembar TC tersebut kepada Tn. Budi secara tunai. Tn. Budi mencairkan TC tersebut di bank UG cabang Bandung.
8. Ny. Rina melaporkan kepada Bank UG cabang Bandung bahwa ia kehilangan 1 lembar TC @ Rp1.000.000 dan memohon kepada cabang Badung tsb untuk menerbitkan kembali TC yang baru. Setelah mendapat keyakinan tentang keabsahan TC rupiah tersebut, cabang Bandung akan membebankan komisi penerbitan kembali sebesar Rp25.000 kepada Ny. Rina.


Jawab :
1. a.  kas        Rp. 75.000.000
            Giro Ny Rina         Rp. 75.000.000

    b. Bank UG
R/k BI Rp. 50.000.000
Warkat Kliring        Rp. 50.000.000
Warkat kliring Rp. 50.000.000
Giro Ny.Rina        Rp. 50.000.000
LKBI 
            Bank Angkasa Rp. 50.000.000
                             Bank UG          Rp. 50.000.000
Bank Angkasa
Giro Ny Sunarti Rp 50.000.000
R/K BI                        Rp. 50.000.000

    c.  Bank Permata 
R/K BI Rp. 5.000.000
Warkat kliring               Rp. 5.000.000
              Warkat kliring       Rp. 5.000.000
                           Giro Ny.Neni              Rp. 5.000.000
LKBI 
               Bank UG               Rp. 5.000.000
                           Bank Permata Rp. 5.000.000
Bank UG
               Giro Ny Rina Rp 5.000.000
                             R/K BI Rp. 5.000.000

2.    a. Kas Rp. 5.000.000
Tabungan Ny Rina Rp. 5.000.000

b. Bank UG
R/K BI Rp. 20.000.000
Warkat Kliring              Rp. 20.000.000
Warkat Kliring Rp. 20.000.000
Tabungan Ny Rina               Rp. 20.000.000
LKBI
              Giro permata Rp. 20.000.000
              Giro UG                         Rp. 20.000.000
Bank Permata 
Giro Tn.Iwan Rp. 20.000.000
R/K BI                         Rp. 20.000.000

c.  Tabungan Ny. Rina Rp. 500.000
Tabungan Smartcard Ny.Rina Rp. 500.000

d. Cabang Pusat
             Tabungan Ny.Rina Rp. 7500.000
                      RAK Margonda        Rp. 7500.000
Cabang Margonda
               RAK Pusat Rp. 7500.000
                      Tabungan Ny.Indrayati Rp. 7500.000

        3. a. Tabungan Ny. Rina Rp. 350.000
Giro Gramedia Depok Rp.350.000

b.  Tabungan Ny.Rina Rp. 525.000
Giro PLN                                         Rp. 525.000

c.  Tabungan Ny.Rina Rp. 350.000
Giro SPBU                                      Rp. 350.000

d. Tabungan Smart Card Ny.Rina Rp. 7.500
Giro Jasa Marga                                 Rp. 7.500

e. Tabungan Smart Card Ny.Rina Rp. 350.000
Giro Mini market                              Rp. 350.000

f. kas Rp. 500.000
Tabungan Smart Card Ny.Rina Rp. 500.000

       4. a.  Tabungan Ny.Rina Rp. 7500.000
Deposit 3bln Ny Rina Rp. 7500.000

b. By. Bunga Deposito Ny Rina Rp 225.000
                           Bunga YMHD                               Rp. 225.000

Bln 1 Bunga YMHD Rp. 75.000
                                         Tabungan Ny Rina                   Rp. 75.000
Bln 2 Bunga YMHD Rp. 75.000
                                         Tabungan Ny Rina                   Rp. 75.000
Bln 3 Bunga YMHD Rp. 75.000
                                         Tabungan Ny Rina                    Rp. 75.000

Deposito 3bln Ny Rina Rp. 7500.000
                              Tabungan Ny.Rina                     Rp.7500.000

      5.  Giro Ny Rina Rp. 60.000.000
                     TC-Rupiah Rp. 60.000.000

      6. a. Cabang Bandung
RAK Pusat Rp. 3000.000
Kas                   Rp. 3000.000
Cabang Pusat
TC- Rupiah Rp. 3000.000
RAK Bandung         Rp. 3000.000

b. TC-Rupiah Rp. 2000.000
Giro Toko souvenir        Rp. 2000.000

c. Cabang Bandung
RAK Pusat Rp. 2000.000
Kas                              Rp. 2000.000
Cabang Pusat
TC- Rupiah Rp. 2000.000
RAK Bandung           Rp. 2000.000

     7.     a.           Kas Rp. 50.000.000
                                        Biaya Komisi Rp.500.000
                                        TC-Rupiah Rp. 49.500.000

b.   Biaya Komisi@10.000 Rp. 250.000
CV.Wisata                   Rp. 24.750.000
TC-Rupiah                   Rp. 25.000.000

c.  Cabang Bandung
RAK Pusat Rp. 25.000.000
Kas                             Rp. 25.000.000
Cabang Jakarta
TC- Rupiah Rp. 25.000.000
RAK Bandung            Rp. 25.000.000

      8. TC –Rupiah (Lama)                         Rp. 1.000.000
                            TC – Rupiah (Baru)      Rp. 1.000.000

        Kas                                       Rp. 25.000
                  Pendapatan Komisi Penerbitan TC Rupiah Rp. 25.000

Kamis, 17 Oktober 2013

tugas 2 kelompok diskusi



Tugas 2 (kelompok)
Dwi Lucky Ramadhan22211245
Rahmat Rizki  25211792
Resi Sekundra Putra 25211986

Soal :
1. Mengapa fungsi komunikasi bahasa disebut fungsi dasar? Mengapa pula disebut fungsi utama?
2. Apa fungsi alami bahasa dan fungsi buatan?
3. Apa yang dimaksud dengan metakomunikasi?

Jawaban :
1. Karena komunikasi bahasa itu merupakan alat komunikasi yang setiap saat kita gunakan. Kita sebagai manusia yang diciptakan sebagai mahkluk social pasti akan sering menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari hari kita untuk berkomunikasi. Mengapa disebut fungsi utama karena memang bahasa itu sangat penting untuk alat komukasi kita terhadap orang lain untuk menciptakan sebuah interaksi.

2. Bahasa alami atau bahasa natural adalah suatu bahasa yang diucapkan, ditulis, atau diisyaratkan (secara visual atau isyarat lain) oleh manusia untuk komunikasi umum. Bahasa jenis ini dibedakan dengan bahasa formal – seperti bahasa pemrograman komputer atau "bahasa" yang digunakan dalam kajian logika formal, terutama logika matematika – serta bahasa buatan.
Sedangkan bahasa buatan adalah sebuah bahasa yang kosa katanya dan tata bahasanya diciptakan oleh sesorang ataupun sekelompok orang. Bahasa buatan ini digunakan dalam komunikasi manusia, beberapa lainnya diciptakan untuk digunakan dalam karya fiksi atau eksperimen, komunikasi rahasia, atau bahkan hanya untuk iseng saja. Contoh bahasa-bahasa buatan manusia yg paling terkenal adalah bahasa Esperanto, Ido, Solresol, Interlingua.

Bahasa Esperanto adalah bahasa yang diciptakan untuk mempermudah komunikasi antar berbagai bangsa di dunia. Setelah lebih dari seratus tahun digunakan, bahasa Esperanto telah menjadi bahasa yang hidup, dan mampu mengungkapakan secara penuh segala nuansa fikiran manusia. Esperanto adalah bahasa antar bangsa yang netral, karena ia adalah milik semua orang dan membuat komunikasi antar bangsa menjadi mungkin tanpa adanya kecendrungan ke arah hegemoni budaya, politis, agamis atau ekonomis sama sekali.

Bahasa Ido adalah sebuah bahasa artifisial (conlang atau constructed language) yang dibuat pada awal abad ke-20 dengan tujuan untuk memecahkan masalah komunikasi internasional. Bahasa ini muncul dari perbaikan atau penyempurnaan bahasa Esperanto. Bahasa Ido dikembangkan oleh ilmuwan dan ahli bahasa selama beberapa tahun dan hasilnya adalah satu bahasa yang paling praktis yang pernah ada. Bahasa Ido kini masih mempunyai komunitas pengguna yang kecil yang kebanyakan berada di Eropa.

Bahasa Solresol dikembangkan oleh Francois Sudre pada paruh pertama abad kesembilan belas, Solresol adalah contoh dari sebuah bahasa tambahan internasional: bahasa, direncanakan sengaja disederhanakan dibuat dalam rangka untuk membuat komunikasi di seluruh dunia lebih mudah. Solresol adalah bahasa pertama yang mendapatkan pengakuan apapun, tapi apa benar-benar membuatnya unik adalah dasar musik: ini berisi total hanya tujuh suku kata, terdiri dari nama-nama dari skala musik (do re mi fa la si jadi).

Bahasa Interlingua adalah bahasa buatan intenasional (IAL) yang dikembangkan antara 1937 sampai 1951 oleh International Auxiliary Language Association (iala). Ia merupakan bahasa buatan yang kedua atau ketiga terbaik (setelah Esperanto dan mungkin Ido) dan juga bahasa buatan naturalis yang terpopular. Sebagian besar perbendaharaan kata, tatabahasa, dan fitur-fitur yang lain berasal dari bahasa sejadi. Interlingua dikembangkan untuk menggabungkan tatabahasa yang mudah dan hampir tetap  dengan perbendaharaan kata yang sepunya dengan paling banyak bahasa yang mungkin. Justera, ia amat sangat mudah dipelajari, paling tidak untuk mereka yang bertuturan bahasa asli yang merupakan sebagian sumber perbendaharaan kata dan tata bahasa Interlingua. Sebaliknya, Interlingua juga bisa digunakan sebagai pengenalan singkat ke banyak bahasa sejadi. Interlingua juga luar biasa karena ia dapat dipahami dengan cepat oleh ratusan juta orang yang bertuturan bahasa Romawi.
Nama "Interlingua" berasal dari kata-kata Latin, inter yang berarti "antara" dan lingua yang membawa pengertian, "lidah" ​​atau "bahasa". Morfem-morfem itu adalah tepat sama dalam bahasa Interlingua. Justeru, Interlingua adalah "antara bahasa" atau “bahasa transisi”.

3. Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada hubungan antara pembicara dengan lawan bicaranya. Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar. Contoh: tersenyum ketika sedang marah.
Metakomunikasi harus kita sadari keberadaanya, hal ini penting mengingat pengaruh meta-komunikasi yang kuat akan selalu menyertai setiap pesan.
“Metakomunikasi” :
- Merupakan uraian yang menggambarkan hubungan antara komunikator dan komunikan saat melakukan komunikasi. Metakomunikasi dapat berupa pesan verbal dan non verbal. Contohnya dengan tetap tersenyum walaupun sedang marah.
- Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar.

Konsep metakomunikasi dapat diilustrasikan sebagai berikut, Anda dapat berkomunikasi tentang semua hal yang ada di dunia - tentang meja dan kursi dimana Anda sedang duduk didepan komputer yang sedang Anda gunakan, atau tentang bagian yang sedang Anda baca sekarang, dan bahasa yang Anda gunakan sekarang adalah bahasa pemrograman. Kita sebut saja semua ini sebagai objek komunikasi, karena Anda berbicara mengenai berbagai objek. Tapi perlu diperhatikan juga bahwa Anda tidak terbatas untuk berbicara tentang objek, Anda juga bisa berbicara tentang berbicara Anda, Anda bisa berkomunikasi tentang komunikasi Anda, sehingga semua aktivitas ini dapat disebut sebagai metakomunikasi. Dengan cara yang sama, Anda pun bisa berkomunikasi menggunakan bahasa lainnya (meta-bahasa) untuk berbicara tentang bahasa dengan menggunakan bahasa pemrograman.

Perbedaan antara objek komunikasi dan meta-komunikasi bukan hanya secara keilmuan, hal itu sangatlah terlalu sederhana, oleh karena perlu diketahui bahwa perbedaan diantara kedua bentuk komunikasi tersebut sangat penting dipahami guna menghindari berbagai kerancuan dan konflik dari berbagai interaksi komunikasi interpersonal.
Sebenarnya, Kita menggunakan perbedaan ini setiap hari, namun tidak menyadarinya. Misalnya, ketika Kita mengirim komentar di sebuah forum jejaring sosial kepada seseorang dengan komentar bernada sinis namun kemudian meletakkan smiley di akhir komentar. Dengan mengkomunikasikan smiley, bagi komunikan dapat dimaknai sebagai “pesan yang tidak dipahami secara harfiah, melainkan dapat dipahami bahwa dalam pesan tersebut komunikator sedang mencoba menyampaikan humor.“ Dengan demikian kedudukan smiley adalah sebagai metapesan, merupakan pesan tentang pesan.

Selasa, 01 Oktober 2013

bahasa indonesia ( analogi, antonim, sinonim, dan logika )

ANALOGI : Dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada

contoh soal analogi

1. kulit : sisik
a. atap : jantung
b. dinding : cat
c. keramik : mozaik
d. rumah : kamar
e. tegel : lantai
jawaban : c ( kulit berhubungan dengan sisik , keramik berhubungan dengan mozaik)

2. Marah : cemburu
a. pemerintah : persamaan
b. beras : gula
c. integrasi:persatuan
d. tidak toleransi: fanatik
e. pahit : manis
jawaban : d ( marah berhubungan dengan cemburu, tidak toleransi berhubungan dengan fanatik)

3. mata : telinga
a. perut : dada
b. lutut : siku
c. kaki : paha
d. lidah : hidung
e. jari : tangan
jawaban : d ( mata berhubungan dengan telinga , lidah berhubungan dengan hidung)

4. Pedas:cabai
Manis:..
a. kecap
b. sakarin
c. teh botol
d. manisan
e. gadis
jawaban : b ( pedas berhungan dengan cabai, gula berhubungan dengan sakarin)

5. ramalan:astrologi
bangsa:...
a. Etnologi
b. Psikologi
c. Demografi
d. Antropologi
e. Sosiologi
jawaban : a ( ramalan berhubungan dengan astrologi, bangsa berhubungan dengan etnologi)

Sinonim adalah kata-kata yang memiliki kesamaan arti secara struktural atau leksikal dalam berbagai urutan kata-kata sehingga memiliki daya tukar (substitusi).

contoh soal sinonim 
1. SLOGAN = ...
a. semboyan
b. lepas
c. sejenis kereta api
d. ilmu
e. sejenis sayuran
jawaban : A (slogan Sinonimnya semboyan)
2. INDIGO = ...
a. jingga
b. ungu
c. kuning
d. nila
e. merah
jawaban : D ( indigo Sinonimnya  nila )
3. PARAMETER = ...
a. alat ukur llistrik
b. alat ukur jarak
c. lingkungan sekitar
d. alat ukur suhu
e. alat pembanding
jawaban : C ( parameter Sinonimnya lingkungan sekitar )
4. KULMINASI
a. titik tertinggi
b. panas terik matahari
c. keadaan emosi seseorang
d. tempat mendinginkan sesuatu
e. titik terendah
jawaban : A ( kulminasi Sinonimnya  titik tertinggi)
5. KONVOI = ...
a. pergerakan
b. proteksi
c. transfer
d. iring-iringan
e. transport
jawaban : A ( konvoi Sinonimnya  pergerakan)

Antonim adalah kata-kata yang memiliki pertalian makna bertentangan secara penuh atau secara sebagian dalam berbagai urutan kata.

contoh soal antonim
1. GENERIK ><
a. mahal
b. ampuh
c. racun
d. individu
e. khusus
jawaban : E ( generik Antonimnya khusus)
2. NAAS ><
a. nasib
b. baik
c. untung
d. celaka
e. rugi
jawaban : C ( naas Antonimnya untung)
3. SURAI ><
a. berhimpun
b. mengalah
c. bertemu
d. terpecah
e. akhir
jawaban : C ( surai Antonimnya bertemu)
4. IMPLISIT ><
a. gamblang
b. lengkap
c. sisip
d. tersirat
e. tersembunyi
jawaban : A (implisit Antonimnya gamblang)
5. ESOTERIS ><
a. umum
b. istimewa
c. unggulan
d. rahasia
e. dasar
jawaban : A ( esoteris Antonimnya umum )

Logika = penalaran

contoh soal logika

1. Semua Harimau adalah pemakan daging. Sebagian binatang adalah Harimau. Jadi:
a. Semua pemakan daging adalah Harimau
b. Sebagian Harimau adalah pemakan daging
c. Sebagian binatang pemakan daging
d. a, b, c bukan jawaban yang benar
jawaban : C
2. Semua aliran sungai menuju ke laut. Sebagian sungai memiliki aliran deras. Jadi : 
a. Beberapa sungai yang memiliki aliran deras tidak menuju ke laut
b. Sebagian aliran sungai yang tidak menuju ke laut beraliran deras.
c. Sebagian sungai yang memiliki aliran deras menuju ke laut.
d. Semua aliran sungai yang deras akan menuju ke laut.
jawaban : D
3. Semua buah yang manis berulat. Sebagian buah yang telah masak rasanya manis. Jadi : 
a. Sebagian buah yang telah masak berulat
b. Sebagian buah yang manis berulat
c. Semua buah yang telah masak berulat
d. Sebagian buah yang berulat rasanya manis
jawaban : A
4. Semua siswa diminta mempersiapkan diri untuk ulangan. Sebagian siswa mendapat nilai baik dalam ulangan. Jadi : 
a. Semua siswa mempersiapkan diri dan mendapat nilai baik.
b. Sebagian siswa tidak mempersiapkan diri dan tidak mendapat nilai baik.
c. Sebagian siswa tidak mempersiapkan diri tapi mendapat nilai baik.
d. Semua siswa mempersiapkan diri. 
Jawaban : B
5. Semua ikan yang ibu beli di pasar kemarin adalah ikan laut. Semua ikan yang dijual di toko bintang kemarin adalah ikan laut. Sebagian ikan laut yang ibu beli di pasar kemarin berasal dari toko Bintang. Jadi : 
a. Semua ikan yang pernah dijual di toko Bintang hanya ikan laut.
c. Mungkin kemarin Ibu mau membeli ikan tawar dari toko Bintang.
d. Kemarin Ibu hanya membeli ikan laut dari toko Bintang.
e. Tidak mungkin toko Bintang menjual ikan tawar minggu yang lalu.
jawaban : C


Kamis, 04 Juli 2013

ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN TIDAK SEHAT

I. Abstrak
Salah satu amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah pembentukan KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) dengan kewenangan antara lain menerima  laporan tentang dugaan praktik  monopoli atau persaingan usaha tidak  sehat, melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan atau tindakan yang dapat mengakibatkan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, memutuskan dan menetapkan ada tidaknya kerugian bagi pelaku usaha lain atau masyarakat, sampai dengan kewenangan menjatuhkan sanksi kepada pelaku usaha yang melanggar ketentuan UU Anti Monopoli.

II. Pendahuluan
Komisi Pengawas Persaingan Usaha merupakan komisi yang dibentuk berdasarkan amanat Undang-undang nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Dalam UU Anti Monopoli antara lain diatur bahwa kewenangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha adalah :
- Menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha tentang dugaan       terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat
- melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat
- memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak pelaku usaha lain atau masyarakat
- menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada pelaku usaha yang melanggar ketentuan Undang-undang ini (Pasal 36 UU Anti Monopoli).
III. Pembahasan
Pengertian Antimonopoli dan Persaingan Usaha
“Antitrust” untuk pengertian yang sepadan dengan istilah “anti monopoli” atau istilah “dominasi” yang dipakai masyarakat Eropa yang artinya juga sepadan dengan arti istlah “monopoli” Disamping itu terdapat istilah yang artinya hampir sama yaitu “kekuatan pasar”. Dalam praktek keempat kata tersebut, yaitu istilah “monopoli”, “antitrust”, “kekuatan pasar” dan istilah “dominasi” saling dipertukarkan pemakaiannya. Keempat istilah tersebut dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan dimana seseorang menguasai pasar ,dimana dipasar tersebut tidak tersedia lagi produk subtitusi yang potensial, dan terdapatnya kemampuan pelaku pasar tersebut untuk menerapkan harga produk tersebut yang lebih tinggi, tanpa mengikuti hukum persaingan pasar atau hukum tentang permintaan dan penawaran pasar.
Pengertian Praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat menurut UU no.5 Tahun 1999 tentang Praktek monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikankepentingan umum.
Undang-Undang Anti Monopoli No 5 Tahun 1999 memberi arti kepada monopolis sebagai suatu penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha (pasal 1 ayat (1) Undang-undagn Anti Monopoli ). Sementara yang dimaksud dengan “praktek monopoli” adalah suatu pemusatan kekuatan ekonomi oleh salah satu atau lebih pelaku yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan suatu persaingan usaha secara tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum. Sesuai dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Anti Monopoli.
Asas dan Tujuan Antimonopoli dan Persaingan Usaha
Asas
Pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pelaku usaha dan kepentingan umum.
Tujuan
Undang-Undang (UU) persaingan usaha adalah Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU No.5/1999) yang bertujuan untuk memelihara pasar kompetitif dari pengaruh kesepakatan dan konspirasi yang cenderung mengurangi dan atau menghilangkan persaingan. Kepedulian utama dari UU persaingan usaha adalah promoting competition dan memperkuat kedaulatan konsumen.
Kegiatan yang dilarang dalan antimonopoli
Kegiatan yang dilarang berposisi dominan menurut pasal 33 ayat 2.Posisi dominan adalah keadaan di mana pelaku usaha tidak mempunyai pesaing yang berarti di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan pangsa pasar yang dikuasai, atau pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi di antara pesaingnya di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan kemampuan keuangan, kemampuan akses pada pasokan atau penjualan, serta kemampuan untuk menyesuaikan pasokan atau permintaan barang atau jasa tertentu. Menurut pasal 33 ayat 2 “ Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.” Jadi, sektor-sektor ekonomi seperti air, listrik, telekomunikasi, kekayaan alam dikuasai negara tidak boleh dikuasai swasta sepenuhnya.
 Perjanjian yang dilarang dalam Antimonopoli dan Persaingan Usaha
Jika dibandingkan dengan pasal 1313 KUH Perdata, UU No.5/199 lebih menyebutkan secara tegas pelaku usaha sebagai subyek hukumnya, dalam undang-undang tersebut, perjanjian didefinisikan sebagai suatu perbuatan satu atau lebih pelaku usaha untuk mengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain dengan nama apapun, baik tertulis maupun tidak tertulis . Hal ini namun masih menimbulkan kerancuan. Perjanjian dengan ”understanding” apakah dapat disebut sebagai perjanjian. Perjanjian yang lebih sering disebut sebagai tacit agreement ini sudah dapat diterima oleh UU Anti Monopoli di beberapa negara, namun dalam pelaksanaannya di UU No.5/1999 masih belum dapat menerima adanya ”perjanjian dalam anggapan” tersebut.
Sebagai perbandingan dalam pasal 1 Sherman Act yang dilarang adalah bukan hanya perjanjian (contract), termasuk tacit agreement tetapi juga combination dan conspiracy. Jadi cakupannya memang lebih luas dari hanya sekedar ”perjanjian” kecuali jika tindakan tersebut—collusive behaviour—termasuk ke dalam kategori kegiatan yang dilarang dalam bab IV dari Undang-Undang Anti Monopoli . Perjanjian yang dilarang dalam UU No.5/1999 tersebut adalah perjanjian dalam bentuk sebgai berikut :
1. Oligopoli
2. Penetapan harga
3. Pembagian wilayah
4. Pemboikotan
5.  Kartel
6. Trust
7. Oligopsonih
8. Integrasi vertikal
9. Perjanjian tertutup
10. Perjanjian dengan pihak luar neger
Hal-hal yang Dikecualikan dalam Monopoli
Hal-hal yang dilarang oleh Undang-Undang Anti Monopoli adalah sebagai berikut :
1. Perjanjian-perjanjian tertentu yang berdampak tidak baik untuk persaingan pasar,
     yang terdiri dari :
  1. Oligopoli
    Oligopoli adalah keadaan pasar dengan produsen dan pembeli barang hanya berjumlah sedikit, sehingga mereka atau seorang dari mereka dapat mempengaruhi harga pasar.
  2. Penetapan Harga.
    Dalam rangka penetralisir pasar, pelaku usaha dilarang membuat perjanjian,antara lain :
    • perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga atas barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada pasar yang sama.
    • Perjanjian yang mengakibatkan pembeli harus membayar dengan harga berbeda dari harga yang harus dibayar oleh pembeli lain untuk barang dan atau jasa yang sama.
    • Perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga di bawah harga pasar.
    • Perjanjian dengan pelaku usaha lain yang memuat persyaratan bahwa penerima barang dan atau jasa tidak menjual atau memasok kembali barang dan atau jasa yang diterimanya dengan harga lebih rendah dari pada harga yang telah diperjanjikan
  3. Pembagian Wilayah
    Mengenai pembagian wilayah, pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya yang bertujuan untuk membagi wilayah pemasaran atau alokasi pasar terhadap barang dan atau jasa.
  4. Pemboikotan
    Pelaku usaha dilarang untuk membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya yang dapat menghalangi pelaku usaha lain untuk melakukan usaha yang sama, baik untuk tujuan dalam negeri maupun pasar luar negeri.
  5. Kartel
    Pelaku usaha dilaarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha persaingnya yang bermaksud mempengaruhi harga dengan mengatur produksi dan atau pemasaran suatu barang dan atau jasa.
  6. Trust
    Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain untuk melakukan kerjasama dengan membentuk gabungan perusahaan atau perseroan yang lebih besar, dengan tetap menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup tiap-tiap perusahaan atau perseroan anggotanya yang bertujuan untuk mengontrol produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa.
  7. Oligopsoni
    • pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain dengan tujuan untuk secara bersama-sama menguasai pembelian atau penerimaan pasokan agar dapat mengendalikan harga atas barang dan atau jasa dalam pasar bersangkutan.
    • Pelaku usaha patut diduga atau dianggap secara bersama-sama menguasai pembelian atau penerimaan pasokan, apabila dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 75 % pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.
  8. Integrasi Vertikal
    Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang bertujuan untuk menguasai produksi sejumlah produk yang termasuk dalam rangkaian produksi barang dan atau jasa tertentu yang mana setiap rangkaian produksi merupakan hasil pengelolahan atau proses lanjutan baik dalam satu rangkaian langsung maupun tidak langsung.
  9. Perjanjian Tertutup
    Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang memuat persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa hanya akan memasok atau tidak memasok kembali barang dan atau jasa tersebut kepada pihak tertentu dan atau pada tempat tertentu.
  10. Perjanjian dengan Pihak Luar Negeri
    Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pihak luar negeri yang memuat ketentuan dan dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
2. Kegiatan-kegiatan tertentu yang berdampak tidak baik untuk persaingan pasar, yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
  1. Monopoli
    Monopoli adalah situasi pengadaan barang dagangan tertentu (di pasar lokal atau
    nasional) sekurang-kurangnya sepertiga dikuasai oleh satu orang atau satu kelompok sehingga harganya dapat dikendalikan.
  2. Monopsoni
    Monopsoni adalah keadaan pasar yang tidak seimbang, yang dikuasai oleh seorang pembeli; oligopsoni yang terbatas pada seorang pembeli.
  3. Penguasaan Pasar
    Penguasaan pasar adalah proses, cara, atau perbuatan menguasai pasar. Dengan demikian pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan pasar baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama pelaku usaha lainnya yang mengakibatkan praktik monopoli atau persaingan usaha tidak sehat.
  4. Persengkongkolan
    Persekongkolan adalah berkomplot atau bersepakat melakukan kejahatan (kecurangan).
3. Posisi dominan, yang meliputi :
  • Pencegahan konsumen untuk memperoleh barang atau jasa yang bersaing
  • Pembatasan pasar dan pengembangan teknologi
  • Menghambat pesaing untuk bisa masuk pasar
  • Jabatan rangkap
  • Pemilikan saham
  • Merger, akuisisi, konsolidasi
Komisi Pengawasan Persaingan Usaha
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) adalah sebuah lembaga independen di Indonesia yang dibentuk untuk memenuhi amanat Undang-Undang no. 5 tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
KPPU menjalankan tugas untuk mengawasi tiga hal pada UU tersebut :
Perjanjian yang dilarang
, yaitu melakukan perjanjian dengan pihak lain untuk secara bersama-sama mengontrol produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa yang dapat menyebabkan praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat seperti perjanjian penetapan harga, diskriminasi harga, boikot, perjanjian tertutup, oligopoli, predatory pricing, pembagian wilayah, kartel, trust (persekutuan), dan perjanjian dengan pihak luar negeri yang dapat menyebabkan persaingan usaha tidak sehat.
Kegiatan yang dilarang
, yaitu melakukan kontrol produksi dan/atau pemasaran melalui pengaturan pasokan, pengaturan pasar yang dapat menyebabkan praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat.
Posisi dominan
, pelaku usaha yang menyalahgunakan posisi dominan yang dimilikinya untuk membatasi pasar, menghalangi hak-hak konsumen, atau menghambat bisnis pelaku usaha lain.
Dalam pembuktian
, KPPU menggunakan unsur pembuktian per se illegal, yaitu sekedar membuktikan ada tidaknya perbuatan, dan pembuktian rule of reason, yang selain mempertanyakan eksistensi perbuatan juga melihat dampak yang ditimbulkan.
Keberadaan KPPU diharapkan menjamin hal-hal berikut di masyarakat :
  1. Konsumen tidak lagi menjadi korban posisi produsen sebagai price taker
  2. Keragaman produk dan harga dapat memudahkan konsumen menentukan pilihan
  3. Efisiensi alokasi sumber daya alam
  4. Konsumen tidak lagi diperdaya dengan harga tinggi tetapi kualitas seadanya, yang lazim ditemui pada pasar monopoli
  5. Kebutuhan konsumen dapat dipenuhi karena produsen telah meningkatkan kualitas dan layanannya
  6. Menjadikan harga barang dan jasa ideal, secara kualitas maupun biaya produksi
  7. Membuka pasar sehingga kesempatan bagi pelaku usaha menjadi lebih banyak
  8. Menciptakan inovasi dalam perusahaan
Praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat (UU no.5 Tahun 1999 tentang anti monopoli)
Praktek monopoli
 adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikankepentingan umum.
Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha.
Kegiatan yang dilarang berposisi dominan menurut pasal 33 ayat 2
Posisi dominan adalah keadaan di mana pelaku usaha tidak mempunyai pesaing yang berarti di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan pangsa pasar yang dikuasai, atau pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi di antara pesaingnya di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan kemampuan keuangan, kemampuan akses pada pasokan atau penjualan, serta kemampuan untuk menyesuaikan pasokan atau permintaan barang atau jasa tertentu.
Menurut pasal 33 ayat 2 “ Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.”
Jadi, sektor-sektor ekonomi seperti air, listrik, telekomunikasi, kekayaan alam dikuasai oleh negara tidak boleh dikuasai swasta sepenuhnya.
Perjanjian yang dilarang penggabungan, peleburan, dan pengambil-alihan
–  Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan/Badan Usaha atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan/Badan Usaha lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasivadari Perseroan/Badan Usaha yang menggabungkan beralih karena hukum kepadaPerseroan/Badan Usaha yang menerima Penggabungan dan selanjutnya Perseroan/Badan Usaha yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.
–  Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan/Badan Usaha atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu Perseroan/Badan Usaha baru yang karena hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari Perseroan/Badan Usaha yang meleburkan diri dan Perseroan/Badan Usaha yang meleburkan diri berakhir karena hukum.
–  Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk memperoleh atau mendapatkan baik seluruh atau sebagian saham dan atau aset Perseroan/Badan Usaha. yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap Perseroan/Badan Usaha tersebut.

Sanksi
  1. Sanksi Administrasi
    Sanksi administrasi adalah dapat berupa penetapan pembatasan perjanjian, pemberhentian integrasi vertikal, perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan posisi dominan, penetapan pembatalan atas penggabungan , peleburan dan pengambilalihan badan usaha, penetapan pembayaran ganti rugi, penetapan denda serendah-rendahnya satu miliar rupiah atau setinggi-tingginya dua puluh lima miliar rupiah.
  2. Sanksi Pidana Pokok dan Tambahan
    Sanksi pidana pokok dan tambahan adalah dimungkinkan apabila pelaku usaha melanggar integrasi vertikal, perjanjian dengan pihak luar negeri, melakukan monopoli, melakukan monopsoni, penguasaan pasar, posisi dominan, pemilikan saham, penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan dikenakan denda minimal dua piluh lima miliar rupiah dan setinggi-tingginya seratus miliar rupiah, sedangkan untuk pelanggaran penetapan harga, perjanjian tertutup, penguasaan pasar dan persekongkolan, jabatan rangkap dikenakan denda minimal lima miliar rupiah dan maksimal dua puluh lima miliar rupiah.
Sementara itu, bagi pelaku usaha yang dianggap melakukan pelanggaran berat dapat dikenakan pidana tambahan sesuai dengan pasal 10 KUH Pidana berupa :
  1. pencabutan izin usaha
  2. larangan kepada pelaku usaha yang telah terbukti melakukan pelanggaran terhadap undang-undang ini untuk menduduki jabatan direksi atau komisaris sekurang-kurangnya dua tahun dan selama-lamanya lima tahun,
  3. penghentian kegiatan atau tindakan tertentu yang menyebabkan timbulnya kerugian pada pihak lain.
IV. Kesimpulan
       Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa asas-asas hukum yang mendasari beberapa Putusan KPPU terpilih tersebut meliputi asas-asas hukum berikut :
Asas anti pemilikan saham pada dua atau lebih perusahaan pada pasar yang sama oleh satu pihak saja; Asas anti kartel (larangan terhadap perjanjian penetapan harga antara dua atau lebih pelaku usaha yang menyebabkan persaingan usaha tidak sehat); Asas anti diskriminasi (perlakuan yang sama dalam konteks hal-hal yang memang sifatnya sama); Asas kompetisi yang fair; Asas larangan penguasaan dan atau pemasaran secara monopoli dan penggunaan posisi dominan untuk menghalangi konsumen memperoleh barang dan/atau jasa yang bersaing di pasaran.
Nama kelompok: